Menguak Dunia Trader dan Investor Institusional: Teknologi dan Strategi di Balik Transaksi Besar Mereka

Dalam dunia trading dan investasi, investor atau trader institusional, seperti bank investasi, dana pensiun, hedge fund, dan perusahaan asuransi, memiliki cara berbeda dalam bertransaksi dibandingkan trader ritel.

Perbedaan utama terletak pada ukuran transaksi mereka yang sangat besar, yang jika tidak dikelola dengan cermat, dapat berdampak signifikan pada pasar. Oleh karena itu, institusi besar menggunakan berbagai metode dan teknologi khusus untuk mengeksekusi order mereka secara efisien tanpa mempengaruhi harga pasar secara drastis.

Berikut adalah penjelasan mengenai cara kerja trading institusional serta konsep-konsep penting yang mereka gunakan.

1. Block Trading dan Dark Pools
Block Trading: Trader institusional sering kali terlibat dalam transaksi besar yang disebut block trades, yang melibatkan pembelian atau penjualan saham dalam jumlah besar. Biasanya, transaksi ini mencakup lebih dari 10.000 saham atau bernilai lebih dari $200.000. Karena transaksi besar semacam ini dapat mempengaruhi harga pasar secara signifikan, mereka sering dilakukan di luar bursa publik atau melalui mekanisme khusus untuk menghindari volatilitas pasar yang tidak diinginkan.

Dark Pools: Untuk memfasilitasi block trades, trader institusional sering menggunakan dark pools, yaitu platform trading non-publik di mana order besar dapat dieksekusi tanpa ditampilkan di order book bursa publik. Dengan dark pools, trader dapat menyembunyikan niat mereka dari pelaku pasar lainnya, menghindari pergerakan harga yang drastis sebelum eksekusi order besar tersebut. Dark pools menjadi alat penting bagi institusi besar untuk menjaga privasi dan meminimalkan dampak pasar.

2. Algorithmic Trading
Trader institusi sering menggunakan algoritma trading (algo-trading) untuk memecah order besar menjadi beberapa order kecil yang dieksekusi secara bertahap. Ini bertujuan untuk mengurangi dampak pada harga dan menghindari volatilitas pasar. Algoritma ini diprogram untuk mengeksekusi order berdasarkan kriteria tertentu, seperti waktu, harga, atau volume pasar yang tersedia.

Beberapa jenis algoritma yang sering digunakan adalah:
  • VWAP (Volume-Weighted Average Price): Algoritma ini mengeksekusi order berdasarkan harga rata-rata yang ditimbang oleh volume selama periode tertentu, menghindari pembelian atau penjualan besar secara tiba-tiba.
  • TWAP (Time-Weighted Average Price): Algoritma ini membagi order besar menjadi order-order kecil yang dieksekusi pada interval waktu tetap untuk mendapatkan harga terbaik seiring waktu.
  • Iceberg Orders: Order besar dibagi menjadi beberapa order kecil, dengan hanya sebagian kecil yang terlihat di order book publik. Jumlah tersembunyi dari order akan terungkap secara bertahap setelah setiap eksekusi, sehingga dampaknya pada harga pasar minimal.
3. Liquidity Providers dan Market Makers
Institusi besar sering bekerja sama dengan market makers atau bertindak sebagai liquidity providers untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar. Market makers selalu siap membeli atau menjual aset tertentu dan membuat spread antara harga bid (beli) dan ask (jual) untuk memfasilitasi perdagangan. Hal ini penting bagi trader institusional yang melakukan transaksi besar, karena mereka dapat mengakses likuiditas tambahan tanpa harus menampilkan order besar di order book publik.

4. Over-the-Counter (OTC) Trading
Banyak transaksi institusional dilakukan melalui pasar Over-the-Counter (OTC), di mana institusi dapat bertransaksi langsung dengan pihak lain tanpa melalui bursa publik. Perdagangan OTC membantu mengurangi risiko pergerakan harga yang disebabkan oleh order besar dan menawarkan fleksibilitas dalam menegosiasikan syarat-syarat transaksi seperti harga dan volume. Produk seperti obligasi, derivatif, atau saham perusahaan kecil sering kali diperdagangkan melalui jalur OTC untuk menjaga kerahasiaan transaksi.

5. Order Book Khusus (Internal Matching Systems)
Beberapa institusi besar memiliki order book internal atau matching engine mereka sendiri, yang memungkinkan mereka mencocokkan order beli dan jual di antara klien atau departemen mereka. Dengan sistem ini, mereka tidak perlu mengekspos order besar mereka ke bursa publik. Contohnya, bank investasi atau hedge fund menggunakan internal crossing networks untuk mencocokkan order internal mereka, yang membantu menjaga privasi dan menghindari dampak harga yang tidak diinginkan di pasar terbuka.

6. Prime Brokerage dan Direct Market Access (DMA)
Institusi besar memiliki akses ke prime brokerage services, yang menyediakan fasilitas trading, pembiayaan, dan eksekusi order yang lebih efisien. Dengan layanan ini, klien institusi dapat berdagang lintas pasar dengan likuiditas yang lebih besar dan biaya yang lebih rendah.

Mereka juga menggunakan Direct Market Access (DMA), yang memungkinkan mereka mengakses pasar secara langsung tanpa melalui broker sebagai perantara. Dengan DMA, trader institusional memiliki kontrol lebih besar atas eksekusi order mereka dan dapat bertransaksi secara lebih cepat dan efisien.

7. Broker-Dealer Network
Institusi besar bekerja dengan broker-dealer, yang memiliki jaringan eksekusi yang luas. Broker-dealer ini memainkan peran penting dalam menemukan likuiditas untuk order besar di luar bursa publik, termasuk di pasar OTC atau dark pools. Broker-dealer membantu memastikan bahwa order besar dapat diisi dengan dampak minimal pada pasar.

8. Pre-Trade dan Post-Trade Analysis
Trader institusional juga melakukan analisis pre-trade untuk memahami bagaimana eksekusi order besar akan mempengaruhi pasar. Analisis ini membantu mereka menentukan waktu terbaik untuk melakukan transaksi dan mengukur potensi dampak pasar. Setelah transaksi selesai, mereka melakukan analisis post-trade untuk mengevaluasi efektivitas eksekusi dan meminimalkan biaya implisit, seperti slippage (perbedaan antara harga yang diharapkan dan harga eksekusi).

--------
Trader dan investor institusional memiliki akses ke alat, strategi, dan pasar yang tidak tersedia untuk trader ritel. Dengan menggunakan metode seperti dark pools, algorithmic trading, dan jaringan broker-dealer, mereka dapat menangani transaksi besar tanpa mengganggu pasar secara signifikan. Teknologi canggih dan likuiditas internal memungkinkan institusi besar untuk menjaga kerahasiaan order mereka dan meminimalkan dampak pada harga pasar, sehingga mereka dapat melakukan trading dalam volume besar dengan lebih efisien.

Peran teknologi, likuiditas internal, dan analisis canggih sangat penting bagi trader institusional dalam memastikan bahwa transaksi besar dilakukan secara efisien tanpa mengganggu stabilitas pasar.



Komentar