Manuver "Insider": Komisaris DRMA Borong 3 Juta Saham, Sinyal Optimisme Kejar Target Rp6 Triliun?

Jakarta, 20 November 2025 – Kabar menarik datang dari emiten komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA). Di tengah dinamika pasar jelang penutupan tahun, Komisaris Perseroan, Noel Aelyo Laras Kusuma Negara, tercatat melakukan akumulasi saham dalam jumlah jumbo.

Aksi beli (insider buying) ini terungkap melalui laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) terbaru. Langkah ini kerap dibaca investor sebagai indikator tingginya kepercayaan manajemen terhadap valuasi dan prospek masa depan perusahaan.

Detail Transaksi: 

Tembus Rp3 MiliarBerdasarkan dokumen pelaporan yang dirilis bursa, transaksi pembelian dilakukan pada level harga psikologis Rp1.000 per saham. 

Berikut rincian lengkapnya (Sumber IDX):

  • Pembeli: Noel Aelyo Laras Kusuma Negara (Komisaris)
  • Jumlah Saham Dibeli: 3.000.000 lembar
  • Harga Pelaksanaan: Rp1.000
  • Total Nilai Transaksi: Rp3.000.000.000 (Rp3 Miliar)
  • Kepemilikan Terbaru: Naik dari 71.897.600 menjadi 74.897.600 lembar saham.

Mengapa Transaksi Ini Penting?

Pembelian ini terjadi pada momen krusial. Berdasarkan data kinerja terbaru hingga Kuartal III-2025, DRMA menunjukkan performa yang solid meski industri otomotif nasional menghadapi tantangan.

Berikut adalah 3 alasan mengapa aksi borong saham oleh komisaris ini menjadi sinyal positif bagi investor:

1. Kinerja Keuangan yang Tumbuh (Q3 2025)

  • Data terbaru menunjukkan DRMA berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja hingga September 2025:
  • Penjualan: Tumbuh 9,20% (YoY) menjadi Rp4,39 triliun.
  • Laba Bersih: Naik menjadi Rp428,11 miliar, tumbuh positif dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
  • Capaian ini cukup impresif mengingat data GAIKINDO sempat mencatat penurunan penjualan kendaraan nasional pada pertengahan tahun. Hal ini membuktikan strategi diversifikasi DRMA berjalan efektif.

2. Optimisme Target Penjualan Rp6 Triliun

Manajemen DRMA baru-baru ini menegaskan optimismenya untuk mencapai target penjualan Rp6 triliun pada akhir tahun 2025. Keyakinan insider seperti Noel Aelyo untuk menambah kepemilikan di akhir tahun bisa diartikan sebagai validasi bahwa target tersebut sangat mungkin tercapai (on-track).

3. Ekspansi Agresif di Ekosistem EV (Dharma Connect)

DRMA tidak hanya bergantung pada komponen konvensional. Melalui unit bisnis Dharma Connect, perusahaan terus memperkuat posisi di rantai pasok kendaraan listrik (EV), mulai dari battery pack, brushless DC motor (BLDC), hingga sistem penyimpanan energi (Battery Energy Storage System/BESS). Transaksi pembelian saham ini dapat dilihat sebagai "taruhan" manajemen pada keberhasilan transisi bisnis ke era EV.

Kesimpulan

Langkah Noel Aelyo Laras Kusuma Negara menggelontorkan dana pribadi sebesar Rp3 miliar untuk membeli saham DRMA di harga Rp1.000 mengirimkan pesan yang jelas: Harga saham saat ini dianggap masih menarik (undervalued) dibandingkan potensi pertumbuhan fundamentalnya.

Bagi investor ritel, saham DRMA kini menjadi semakin menarik untuk dipantau, terutama dengan dukungan fundamental Kuartal III 2025 yang kuat dan katalis positif dari sektor kendaraan listrik.

Disclaimer: Artikel ini disajikan untuk tujuan informasi dan edukasi, bukan merupakan saran, ajakan, atau rekomendasi untuk membeli atau menjual saham tertentu (PT Dharma Polimetal Tbk/DRMA). Kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan. Segala keputusan investasi beserta risiko yang menyertainya menjadi tanggung jawab penuh masing-masing investor.

Suka Dengan Tulisan Ini?

Ingin Traktir Penulis Ngopi?

Klik Di Sini

Komentar