Mengapa Pasar Saham Indonesia Unggul dari Malaysia di Tengah Tekanan Jual Asing

JAKARTA (15/22/2025) – Pasar modal Asia Tenggara kembali menjadi fokus utama para investor global dan domestik. Dalam perbandingan kinerja terkini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia menunjukkan performa yang unggul dan ketahanan luar biasa dibandingkan rival terdekatnya, Bursa Malaysia (KLSE/FTSE Bursa Malaysia KLCI). Kinerja cemerlang ini bukan tanpa teka-teki, karena terjadi di tengah derasnya arus dana asing yang keluar dari pasar Indonesia.

​Data historis menunjukkan, dalam periode tiga minggu menuju pertengahan November 2025, IHSG mencatatkan pengembalian kumulatif sebesar 2,67%. Angka ini melampaui capaian KLSE yang berada di angka 1,43% untuk periode yang sama. Kenaikan IHSG ini didukung oleh peningkatan signifikan dalam volume transaksi harian, menandakan lonjakan partisipasi dan likuiditas kuat dari investor domestik.

​📉 Paradoks Arus Modal: Ketahanan Domestik Melawan Sentimen Global

​Titik paling mencerahkan sekaligus kritis dari kenaikan IHSG adalah fakta bahwa reli indeks ini didominasi oleh kekuatan pembeli domestik.

​Sepanjang tahun 2025, pasar saham Indonesia tercatat masih mengalami jual bersih (Net Sell) secara kumulatif oleh investor asing. Bahkan, pada awal November, terjadi outflow besar-besaran, dengan tekanan jual terpusat pada saham-saham blue chip.

​Fenomena ini menunjukkan adanya divergensi yang menarik:

​"Meskipun investor global menunjukkan sentimen wait-and-see atau bahkan menjual posisi untuk mengambil keuntungan, kenaikan IHSG terus terjaga. Hal ini mengindikasikan pasar modal Indonesia kini semakin resilien dan didominasi oleh optimisme serta likuiditas yang melimpah dari investor domestik, menjadikannya kurang sensitif terhadap sentimen modal asing harian."


​🏦 Peran Sektoral: Keuangan dan Komoditas sebagai Motor Utama

​Kekuatan fundamental IHSG didukung oleh sektor-sektor yang memiliki kapitalisasi dan prospek pertumbuhan yang lebih atraktif.

​1. Sektor Keuangan: Dominasi yang Tak Tertandingi

​Sektor Keuangan adalah penentu utama pergerakan IHSG. Bank-bank berkapitalisasi besar Indonesia mendominasi pergerakan indeks, didorong oleh pertumbuhan kredit yang stabil dan Margin Bunga Bersih (NIM) yang sehat, sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan kelas menengah Indonesia. Valuasi premium yang diberikan investor pada bank-bank ini menjadi fondasi utama ketahanan IHSG.

​Sebaliknya, meskipun KLSE memiliki bank-bank regional terkemuka, pergerakan indeks Malaysia tidak didominasi secara mutlak oleh sektor ini. Valuasi bank-bank Malaysia cenderung lebih konservatif, menawarkan stabilitas dan konsistensi dividen.

​2. Sektor Komoditas dan Energi: Kekuatan Sumber Daya Alam

  • Indonesia (IHSG): Memetik keuntungan besar dari siklus super komoditas. Saham-saham Energi (terutama batu bara) dan Bahan Baku (pertambangan mineral) menjadi penopang kinerja yang sensitif terhadap pergerakan harga komoditas global.
  • Malaysia (KLSE): Dipengaruhi kuat oleh sektor Perkebunan, khususnya Minyak Kelapa Sawit (CPO), menjadikan kinerja bursa Malaysia sangat terikat pada harga komoditas pertanian global.

​💡 Kesimpulan Strategis untuk Investor

​Kinerja IHSG yang unggul ini mencerminkan ekonomi domestik Indonesia yang resilien, didukung oleh stabilitas politik dan potensi pertumbuhan yang tinggi di sektor-sektor vital. Investor kini disajikan dengan pilihan yang jelas:

  • IHSG: Menawarkan potensi pertumbuhan yang lebih agresif, didorong oleh sektor keuangan yang dominan dan didukung oleh likuiditas domestik yang kuat, meskipun disertai risiko tekanan jual asing yang berkelanjutan.
  • KLSE: Menawarkan stabilitas dan konsistensi yang lebih tinggi, didukung oleh bank-bank regional dan dominasi di komoditas pertanian global.

​Secara keseluruhan, IHSG telah membuktikan dirinya sebagai leader di kawasan dalam jangka pendek, dengan kekuatan yang bersumber dari dalam negeri, yang menjadikan bursa Indonesia semakin menarik dan dewasa.

sumber gambar: sectors.app

Komentar