Menggunakan Google Trends untuk Membaca Sentimen Saham: Panduan Praktis (Contoh Data 3–7 November 2025)
Pada periode 3 hingga 7 November 2025, volume pencarian terkait saham di Indonesia menunjukkan lonjakan signifikan — terutama untuk kata kunci seperti “IHSG hari ini”, “saham naik”, dan beberapa nama emiten populer seperti BBCA dan TLKM. Menariknya, lonjakan minat pencarian ini bertepatan dengan rekor baru IHSG yang menyentuh level tertinggi sepanjang masa (All Time High).
Apa Itu Google Trends dan Mengapa Relevan Bagi Investor Saham?
Google Trends adalah alat analisis data yang menampilkan seberapa sering suatu kata kunci dicari di Google dalam kurun waktu tertentu. Dalam konteks pasar saham, meningkatnya volume pencarian suatu istilah seperti “cara beli saham” atau nama perusahaan publik tertentu dapat menjadi indikasi meningkatnya minat investor terhadap aset tersebut.
Ketika banyak orang mencari kata kunci seperti “saham naik hari ini” atau “IHSG jatuh”, hal ini menggambarkan perubahan psikologis pasar — apakah investor sedang optimis atau justru khawatir. Dengan kata lain, Google Trends bisa menjadi barometer sentimen pasar ritel.
Contoh Data: Tren Pencarian Saham di Minggu Pertama November 2025
Dari data Google Trends (Indonesia, 3–7 November 2025), terlihat beberapa pola menarik:
- 3–4 November: Lonjakan pencarian “IHSG hari ini” dan “BBCA” bersamaan dengan peningkatan volume transaksi saham perbankan besar.
- 5 November: Kata kunci “saham naik” mencapai puncak, sejalan dengan penguatan IHSG ke level tertinggi tahun ini.
- 6–7 November: Meningkatnya pencarian “jual saham” menunjukkan adanya aksi ambil untung setelah IHSG menembus rekor.
Korelasi sederhana seperti ini membantu investor memahami bagaimana minat publik terhadap saham tertentu mendahului atau mengikuti pergerakan harga.
Cara Membaca Sentimen Saham dengan Google Trends
Berikut langkah-langkah praktis untuk memanfaatkan Google Trends dalam analisa pasar:
- Buka Google Trends dan ubah wilayah ke Indonesia.
- Masukkan kata kunci seperti “IHSG”, “beli saham”, “jual saham”, atau nama emiten tertentu.
- Ubah rentang waktu menjadi 7 hari terakhir untuk melihat perubahan harian.
- Gunakan fitur Compare untuk membandingkan dua atau lebih kata kunci (misalnya “BBCA” vs “BBRI”).
- Lihat bagian Related Queries untuk mengetahui apa yang paling banyak dicari investor pada saat itu.
Jika kamu mencatat peningkatan pencarian pada kata kunci tertentu sebelum harga sahamnya naik, itu bisa menjadi sinyal dini meningkatnya perhatian pasar — meskipun tentu saja bukan jaminan harga akan naik.
Tips Menggabungkan Data Trends dengan Analisa Teknis
Google Trends paling efektif bila digunakan bersamaan dengan analisa teknikal dan volume transaksi saham. Misalnya:
- Jika volume pencarian “BBCA” meningkat bersamaan dengan volume transaksi naik, itu bisa menunjukkan adanya minat beli baru.
- Namun, bila pencarian meningkat tetapi harga justru stagnan atau turun, hal ini mungkin menunjukkan fase distribusi atau aksi jual setelah euforia.
Gunakan indikator tambahan seperti Relative Strength Index (RSI) atau Volume Profile untuk memperkuat kesimpulan kamu.
Kesimpulan
Lonjakan pencarian di Google sering kali mencerminkan emosi kolektif investor ritel — entah itu rasa takut, serakah, atau sekadar penasaran. Dengan memantau data ini, investor bisa mendapatkan wawasan tambahan tentang arah sentimen pasar.
Periode 3–7 November 2025 menjadi contoh nyata di mana minat pencarian meningkat bersamaan dengan euforia pasar yang mendorong IHSG ke level tertinggi sepanjang sejarah. Sebagai investor, memadukan analisa behavioral dari Google Trends dengan data teknikal dan fundamental dapat menjadi kombinasi cerdas dalam pengambilan keputusan investasi.
Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi dan analisis umum. Data tren pencarian tidak dapat dijadikan dasar tunggal dalam pengambilan keputusan investasi. Selalu lakukan riset menyeluruh sebelum membeli atau menjual saham.
Suka dengan tulisan ini?
Ingin traktir penulis ngopi?
Klik di sini
Komentar
Posting Komentar