Jakarta, 20 November 2025 – PT Pertamina (Persero) kembali mencatatkan sejarah baru dalam industri energi nasional. Dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI hari ini, Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, mengumumkan penemuan potensi cadangan minyak dan gas (migas) non-konvensional (MNK) yang fantastis di Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau.
Penemuan ini diperkirakan mencapai 724 juta barel setara minyak (MMBOE), angka yang disebut-sebut sebagai temuan terbesar Pertamina dalam sepuluh tahun terakhir.
Potensi Raksasa "Tidur" di Blok Rokan
Oki Muraza menegaskan bahwa angka 724 juta barel tersebut baru berasal dari satu struktur geologi saja. "Ini adalah penemuan terbesar kami dalam satu dekade. Potensi unconventional (MNK) di Indonesia, khususnya di Rokan, sejatinya jauh lebih besar dari ini," ungkap Oki di hadapan anggota dewan.
Penemuan ini menjadi angin segar bagi ketahanan energi Indonesia, mengingat Blok Rokan merupakan tulang punggung produksi minyak nasional. Pengembangan Migas Non-Konvensional (MNK) ini menandai babak baru di mana Pertamina mulai sukses menembus lapisan reservoir yang sebelumnya sulit dijangkau dengan teknologi konvensional.
Agresif dalam Transisi Energi Hijau
Tidak hanya fokus pada energi fosil untuk menjaga keamanan pasokan (energy security), Pertamina juga melaporkan progres signifikan dalam portofolio energi hijau mereka. Langkah ini sejalan dengan target Net Zero Emission Indonesia.
Berikut adalah poin-poin utama inisiatif hijau yang dilaporkan Pertamina per November 2025:
- Sustainable Aviation Fuel (SAF): Pertamina telah berhasil mencapai kapasitas produksi bahan bakar penerbangan ramah lingkungan (SAF) sebesar 9.000 barel per hari (bpd). Produksi ini krusial untuk mendukung dekarbonisasi industri penerbangan global.
- Pilot Plant Hidrogen Hijau: Bersinergi dengan anak usahanya, Pertamina Geothermal Energy (PGEO), perusahaan telah mengoperasikan pilot plant hidrogen hijau di Ulubelu, Lampung. Fasilitas ini memproduksi 100 kg hidrogen per hari yang memanfaatkan energi panas bumi, menjadikannya salah satu proyek hidrogen paling bersih di kawasan ini.
- Ekspansi Pertamax Green 95: Bahan bakar ramah lingkungan berbasis bioetanol, Pertamax Green 95, kini semakin mudah dijangkau masyarakat. Pertamina melaporkan produk ini telah tersedia di 168 SPBU yang tersebar dari Jakarta hingga Yogyakarta, memberikan opsi BBM rendah emisi bagi pemilik kendaraan.
- Geothermal (Panas Bumi): Dalam sektor kelistrikan bersih, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai dilaporkan berkontribusi signifikan dengan produksi listrik mencapai 800 GWh per tahun, memperkuat posisi PGEO sebagai pemain utama panas bumi dunia.
Kesimpulan
Pengumuman hari ini menegaskan strategi "Dua Kaki" Pertamina: memperkuat basis cadangan minyak nasional melalui teknologi MNK di Rokan untuk ketahanan energi jangka pendek-menengah, sekaligus berinvestasi besar-besaran pada infrastruktur energi masa depan seperti hidrogen dan bioetanol.
Bagi investor dan pemangku kepentingan, lonjakan cadangan terbukti di Rokan dan realisasi proyek hijau ini menjadi sinyal positif bagi fundamental jangka panjang perseroan (termasuk entitas anak seperti PGEO).
Sumber Referensi:
Antara News: Indonesia's Pertamina unveils 724 million-barrel breakthrough in Rokan (Link)
Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan informasi berdasarkan data yang tersedia per 20 November 2025. Keputusan investasi atau bisnis sebaiknya dilakukan melalui riset mendalam dan konsultasi profesional.
Suka Dengan Tulisan Ini?
Ingin Traktir Penulis Ngopi?

Komentar
Posting Komentar